Rabu, 06 Maret 2013

Commuter oh Commuter..


Kali ini saya mau bercerita tentang moda transportasi Commuter Line.
Siapa sih yang nggak tau sama alat transportasi satu ini. Segala kalangan yang berdomisili di Jabodetabek mulai dari yang kecil (anak SD) yang muda (mahasiswi/a) yang bekerja (karyawati, OB, petugas kebersihan kota) yang cuma jalan2 (ibu2 shopping ke Tanah Abang) yang tua (kakek nenek mbah buyut) sampai ibu2 hamil sering menggunakan moda transport ini.
Bahkan bisa dibilang kalo CL bikin orang ketergantungan. Kadang laiknya sebuah musibah, gangguan CL ini sering menimbulkan kepanikan dan kerugian yang tidak sedikit. Lho kog bisa? Coba aja suatu waktu KRL ekonomi mogok di satu stasiun, KRL yang di belakangnya bakal berentet gak bisa jalan. Dampaknya ratusan karyawan datang terlambat, bagi yang kantornya menerapkan remunerasi kerugian materiil ikut ditanggung yaitu pemotongan penghasilan, bagi pengusaha bisa aja tendernya batal gara2 terlambat menandatangani kontrak bisnis. Belum lagi kerugian non materiil kayak telat ketemu anak, kepercayaan mitra kerja turun, kaki bengkak karena berdiri lama di KRL, dan sebagainya dan sebagainya.
Kasus lainnya adalah adanya pembatalan KRL jalan, dampaknya bisa sitemik tuh. In my home opinion, sudah darurot banget kebutuhan terhadap beroperasinya KRL ini buat pengguna terutama di daerah kota satelit macam Depok dan Bogor. Sepertinya kendaraan umum yang lain sudah di ambang batas kewajaran buat dijadiin sarana ke dan dari ibu kota. Macet dan makan waktu yang lama buat sampai di tujuan. Masalah kemacetan lalu lintas di ibukota Jakarta masih belum dapat teratasi dengan keterbatasan panjang jalan yang tersedia dilewati kendaraan bermotor yang terus meningkat. Jumlah kendaraan sekarang aja udah seabrek belum termasuk kendaraan pribadi yang tiap tahun terus bertambah. Ironisnya jumlah kendaraan umum yang tersedia dari tahun 2008 semakin berkurang, kecuali bus Trans Jakarta, bus kecil dan taksi. Menurut situs merdeka.com di website-nya,http://www.merdeka.com/jakarta/selama-2012-13-juta-kendaraan-sesaki-jakarta.html , sejak Januari sampai April 2012 saja, kendaraan yang membebani jalanan Jakarta sudah mencapai 13.346.802. Dengan perincian, motor 9.861.451 unit, mobil 2.541.351 unit, mobil beban 581.290 unit, dan bus 363.710 unit. Dengan jumlah penduduk DKI Jakarta yang pada tahun 2010 saja sebesar 9.607.787 jiwa (dari total penduduk Indonesia 237.641.326 : Data www.bps.go.id ) dapat kita bayangkan sesaknya jalanan di ibukota.
Sebagai pelanggan setia Commuter Line, tentunya saya cuma bisa berharap pemerintah khususnya PJKA mau sungguh-sungguh memikirkan kenyamanan customer PJKA. Why?Selama ini gak cuma saya aja, mungkin banyak yang sering dikecewakan sama PJKA. Entah karena jadwal KRL yang suka gak on time, pemberitahuan tentang keterlambatan dan gangguan yang seolah ditutup2i, fenomena uang kembalian kurang (mungkin saja karena ketidaksengajaan petugas dan didukung oleh ketidaktelitian pembeli) serta ketidaknyamanan selama naik KRL (AC mati, kereta suka berhenti lama di tiap stasiun, KRL yang super penuh) de el el. Emmm..sementara itu aja sih keluhannya. Walaupun keluhannya panjaaang kayak kereta, kami sebagai ROKER (rombongan Kereta) merasa sangat terbantu dengan adanya KRL. Semoga PJKA makin profesional. Semakin baik dalam hal pelayanan dan kinerjanya. BRAVO PJKA!

Untuk mengetahui informasi jadwal keberangkatan KRL bisa dilihat disini.
Twitter info perjalanan KRL Jabodetabek yang update disini

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 My Mind in Side. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase