-Sakit-
Ketika seseorang merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya dia akan mengatakan "aku sakit".
Reaksi dari manusia bisa bermacam-macam dalam menyikapi ketidaknyamanan yang disebut dengan 'rasa sakit' ini.
bisa cuek dengan berusaha tidak merasainya, bisa berlebih-lebihan sehingga dia besar-besarkanlah apa yang dia rasakan pada orang sekitar, bisa juga dengan proporsional menanggapi penyakit itu.
Dan kebanyakan dari kita bukankah menganggap sakit sebagai penghalang??
kita yang biasanya bisa beraktivitas dengan bebas tiba-tiba lesu, dan tidak seproduktif biasanya
Maka rasa sakit itu seolah-olah memberi kita musibah yang besar
kita ingin sakit itu hilang dengan segera
Apakah Anda pernah demam?
Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 370C yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Sebenarnya panas sendiri tidak selalu buruk. Panas memegang peranan dalam menolong tubuh untuk melawan serangan infeksi virus atau bakteri. Jadi panas adalah suatu respon tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu suhu tubuh yang konstan antara 36.5C dan 37.5C.
Suhu tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas.
Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37 C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5 C sedang di rectum (anus) sekitar 37.5 C.
Biasanya demam sendiri diikuti oleh kondisi lainnya, seperti gejala dan tanda lainnya yang sering dapat membantu untuk menemukan penyebab dari terjadinya demam tersebut.
Sebagai contoh, mual dan muntah dengan panas tubuh, berarti adanya gangguan didaerah pencernaan. Atau demam yang disertai oleh batuk dengan riak maka gangguan adalah pada saluran pernafasanya.
Seperti yang dikatakan sebelumya bahwa demam kadang bukan sesuatu yang buruk,---karena demam adalah proses respon tubuh terhadap infeksi itu sendiri .
Suhu tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas.
Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37 C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5 C sedang di rectum (anus) sekitar 37.5 C.
Biasanya demam sendiri diikuti oleh kondisi lainnya, seperti gejala dan tanda lainnya yang sering dapat membantu untuk menemukan penyebab dari terjadinya demam tersebut.
Sebagai contoh, mual dan muntah dengan panas tubuh, berarti adanya gangguan didaerah pencernaan. Atau demam yang disertai oleh batuk dengan riak maka gangguan adalah pada saluran pernafasanya.
Seperti yang dikatakan sebelumya bahwa demam kadang bukan sesuatu yang buruk,---karena demam adalah proses respon tubuh terhadap infeksi itu sendiri .
Demam hanyalah salah satu dari ribuan jenis sakit yang kita rasakan yang sejatinya merupakan reaksi terhadap ketidakberesan dalam sistem organ tubuh kita.
Saya menulis blog ini saat tubuh ini tidak fit,, demam, flu, sakit kepala semuanya kompak mampir,,
tapi saya tidak ingin menganggapnya sebagai kesukaran dan mengeluh pada manusia.
Maka jika kamu sakit segera lihat kira-kira apa yang salah dengan pola hidupmu dan berupayalah untuk berobat.
Sungguh di balik setiap penyakit itu ada pelajaran yang indah dan nikmat yang demikian besar.
Berikut ini adalah cuplikan dari artikel yang saya baca dan insyaAlloh dapat membuka mata kita:
"Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan Dia telah menurunkan obatnya."
Sahabat ?
Ketika kepala kita mulai terasa pening, badan terasa ngilu "nggreges", dan hawa panas mulai merasuki tubuh kita. Seketika, aktivitas kita pun terganggu. Ia memaksa kita beristirahat sejenak. Bila setelah minum obat dari warung pinggiran rumah tak juga sembuh, bahkan larut hingga berhari-hari, mungkin rasa khawatir terkena penyakit Malaria atau Demam Berdarah pun segera muncul dalam benak kita. Kita pun mulai ribut mempersiapkan diri berkunjung ke rumah sakit. Rasa tegang bisa saja muncul, apalagi berita kematian akibat penyakit itu sedang hangat mewarnai kehidupan keseharian kita.
Sahabat ?
Betapa rasa repot, tegang, takut dan segala rasa bercampur aduk merasuki hati kita saat ujian sakit menimpa diri atau keluarga kita. Belum lagi saat menghadapi vonis dokter yang kadang lebih menakutkan daripada vonis hakim. Bagaimana kalau kita divonis kanker, HIV, AIDS, dan penyakit mematikan lainnya? Kalau boleh memilih, tentu kita akan memilih sehat. Karena kegembiraan hati ketika sehat adalah sunnatullah.
Sahabat?
Tidaklah Allah menciptakan sesuatu secara sia-sia. Pasti ada beribu hikmah di balik segala yang terjadi pada diri kita, atau lingkungan kita. Tapi, apa hikmah dibalik penyakit yang Allah timpakan kepada manusia? Adzabkah?
Pertama, sehat adalah ujian kesabaran. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Sangat menakjubkan urusan orang-orang Mukmin itu. Mereka menerima semua persoalan hidup sebagai kebaikan baginya. Apabila kegembiraan yang diterimanya ia akan bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila kepedihan yang diterimanya maka ia bersabar dan itupun merupakan kebaikan pula baginya."(HR.Muslim).
Hadits di atas menjelaskan bahwa yang dituntut dari kebaikan adalah syukur, sedangkan yang dituntut dari kesulitan adalah sabar. Karena kesyukuran adalah tanda keimanan, dan kedurhakaan adalah tanda kekufuran.
Kedua, sakit adalah penggugur dosa-dosa hamba-Nya. Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah Saw bersabda, "Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa. Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi."(HR. Tabrani).
Ketiga, Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, "Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan." (HR.Muslim dari Aisyah ra).
Keempat, masih bagi pengidap sakit yang sabar, selain mendapat pahala, ia akan mendapati jalan menuju surga yang terbuka lebar.
Kelima, sebagai timbal baliknya, ia akan selamat dari siksa neraka. "Aisyah Ummul Mukminin menerangkan sabda Rasulullah Saw bahwasannya sakit karena demam itu akan menghindarkan orang Mukmin dari siksa api neraka." (HR. Al-Bazzar)
Keenam, selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit akan membuat orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya sehingga ia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah Swt., Dzat yang mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntunnya untuk bertobat.
Ketujuh, selalu mengingat nikmat Allah. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyak nikmat Allah yang selama ini lalai untuk ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat.
Kedelapan, pembersihan hati dari penyakit. Pendapat Ibnu Qayyim, "Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, maka ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Karenanya, musibah dalam bentuk apapun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya. Akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, maka martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan. Pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha."
Sahabat?
Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian yang Allah hamparkan ke hadapan kita, baik pahit maupun manis. Amin.
(oleh : Abdullah bin Ali Al-Ju'aisin)
Demikianlah kita harus hati-hati dalam memandang penyakit yang mampir. Janganlah kita menambah-nambah kesukaran dengan mengeluh dan mengeluh tapi coba untuk bersabar dan berusaha menyibak berkah di balik hadirnya penyakit.
Sahabat ?
Ketika kepala kita mulai terasa pening, badan terasa ngilu "nggreges", dan hawa panas mulai merasuki tubuh kita. Seketika, aktivitas kita pun terganggu. Ia memaksa kita beristirahat sejenak. Bila setelah minum obat dari warung pinggiran rumah tak juga sembuh, bahkan larut hingga berhari-hari, mungkin rasa khawatir terkena penyakit Malaria atau Demam Berdarah pun segera muncul dalam benak kita. Kita pun mulai ribut mempersiapkan diri berkunjung ke rumah sakit. Rasa tegang bisa saja muncul, apalagi berita kematian akibat penyakit itu sedang hangat mewarnai kehidupan keseharian kita.
Sahabat ?
Betapa rasa repot, tegang, takut dan segala rasa bercampur aduk merasuki hati kita saat ujian sakit menimpa diri atau keluarga kita. Belum lagi saat menghadapi vonis dokter yang kadang lebih menakutkan daripada vonis hakim. Bagaimana kalau kita divonis kanker, HIV, AIDS, dan penyakit mematikan lainnya? Kalau boleh memilih, tentu kita akan memilih sehat. Karena kegembiraan hati ketika sehat adalah sunnatullah.
Sahabat?
Tidaklah Allah menciptakan sesuatu secara sia-sia. Pasti ada beribu hikmah di balik segala yang terjadi pada diri kita, atau lingkungan kita. Tapi, apa hikmah dibalik penyakit yang Allah timpakan kepada manusia? Adzabkah?
Pertama, sehat adalah ujian kesabaran. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Sangat menakjubkan urusan orang-orang Mukmin itu. Mereka menerima semua persoalan hidup sebagai kebaikan baginya. Apabila kegembiraan yang diterimanya ia akan bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila kepedihan yang diterimanya maka ia bersabar dan itupun merupakan kebaikan pula baginya."(HR.Muslim).
Hadits di atas menjelaskan bahwa yang dituntut dari kebaikan adalah syukur, sedangkan yang dituntut dari kesulitan adalah sabar. Karena kesyukuran adalah tanda keimanan, dan kedurhakaan adalah tanda kekufuran.
Kedua, sakit adalah penggugur dosa-dosa hamba-Nya. Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah Saw bersabda, "Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa. Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi."(HR. Tabrani).
Ketiga, Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, "Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan." (HR.Muslim dari Aisyah ra).
Keempat, masih bagi pengidap sakit yang sabar, selain mendapat pahala, ia akan mendapati jalan menuju surga yang terbuka lebar.
Kelima, sebagai timbal baliknya, ia akan selamat dari siksa neraka. "Aisyah Ummul Mukminin menerangkan sabda Rasulullah Saw bahwasannya sakit karena demam itu akan menghindarkan orang Mukmin dari siksa api neraka." (HR. Al-Bazzar)
Keenam, selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit akan membuat orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya sehingga ia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah Swt., Dzat yang mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntunnya untuk bertobat.
Ketujuh, selalu mengingat nikmat Allah. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyak nikmat Allah yang selama ini lalai untuk ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat.
Kedelapan, pembersihan hati dari penyakit. Pendapat Ibnu Qayyim, "Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, maka ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Karenanya, musibah dalam bentuk apapun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya. Akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, maka martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan. Pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha."
Sahabat?
Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian yang Allah hamparkan ke hadapan kita, baik pahit maupun manis. Amin.
(oleh : Abdullah bin Ali Al-Ju'aisin)
Demikianlah kita harus hati-hati dalam memandang penyakit yang mampir. Janganlah kita menambah-nambah kesukaran dengan mengeluh dan mengeluh tapi coba untuk bersabar dan berusaha menyibak berkah di balik hadirnya penyakit.
Sumber:Milist


